PENYEBAB GAGALNYA KETERATURAN DAN KEPATUHAN MURID DI SEKOLAH
Penyebab Gagalnya Keteraturan dan Kepatuhan Murid di Sekolah
Keteraturan dan kepatuhan murid dalam lingkungan sekolah menjadi faktor penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif. Namun, banyak sekolah menghadapi tantangan dalam menegakkan disiplin. Salah satu penyebab utama kegagalan keteraturan dan kepatuhan murid berasal dari faktor internal para pendidik itu sendiri. Berikut beberapa penyebab utama yang menghambat efektivitas penerapan peraturan di sekolah:
1. Tidak Semua Guru Memiliki Pribadi yang Kuat dalam Menegakkan Ketertiban
Setiap guru memiliki karakter dan pendekatan yang berbeda dalam mengelola kelas serta menegakkan kedisiplinan. Namun, beberapa guru kurang memiliki ketegasan dan wibawa yang cukup untuk menegakkan aturan secara konsisten. Akibatnya, murid cenderung menguji batasan dan mulai melakukan pelanggaran kecil yang kemudian berkembang menjadi kebiasaan buruk.
2. Kurangnya Pemahaman Guru terhadap Peraturan dan Norma Sekolah
Beberapa guru tidak memahami secara mendalam peraturan dan norma yang berlaku di sekolah. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya sosialisasi aturan atau rendahnya kesadaran akan pentingnya disiplin dalam proses pendidikan. Ketidaktahuan ini menyebabkan ketidakkonsistenan dalam penerapan peraturan, sehingga murid merasa memiliki celah untuk melakukan pelanggaran.
3. Hanya Guru-Guru Tertentu yang Menegakkan Peraturan
Ketidakkonsistenan dalam penegakan aturan di sekolah sering kali terjadi karena hanya beberapa guru yang benar-benar menerapkan disiplin secara ketat. Jika hanya sebagian guru berusaha menegakkan aturan, murid cenderung patuh hanya di hadapan guru tertentu. Sebaliknya, saat berada di bawah bimbingan guru yang lebih longgar, mereka mulai bertindak semaunya.
4. Guru yang Terlalu Dekat dan Friendly dengan Murid
Membangun hubungan yang baik dengan murid memang penting, tetapi ketika seorang guru terlalu akrab dan bersikap fleksibel, hal ini bisa menjadi bumerang. Beberapa murid menyalahgunakan kedekatan tersebut untuk mencari celah dalam melanggar aturan. Sikap terlalu santai dari guru membuat murid merasa bebas melakukan tindakan yang tidak seharusnya.
5. Guru yang Tidak Tegaan terhadap Murid
Beberapa guru merasa iba atau tidak tega dalam menegakkan aturan, terutama jika pelanggaran yang dilakukan murid terlihat ringan atau tidak disengaja. Sikap ini, jika terus berlanjut, membuat murid semakin berani mengulangi pelanggaran, karena mereka menyadari bahwa konsekuensi yang diberikan tidak seberapa atau bahkan tidak ada sama sekali.
Dampak dari Kurangnya Konsistensi dalam Menegakkan Peraturan
Ketika semua guru tidak menerapkan aturan secara konsisten, murid akan belajar bahwa disiplin hanya bersifat situasional. Mereka hanya patuh ketika berada di bawah pengawasan guru yang tegas dan mulai melanggar aturan saat diawasi guru yang lebih longgar. Akibatnya, suasana sekolah menjadi kurang tertib, pembiasaan baik sulit terwujud, serta moral dan karakter murid dalam menaati norma menjadi lemah.
Kesimpulan
Agar keteraturan dan kepatuhan murid dapat terjaga dengan optimal, semua guru harus berperan aktif dalam menegakkan aturan secara konsisten. Sekolah perlu memastikan bahwa seluruh tenaga pendidik memahami pentingnya peraturan dan norma serta memiliki komitmen yang sama dalam penerapannya. Dengan demikian, disiplin dapat menjadi budaya yang tertanam dalam setiap murid, bukan hanya sesuatu yang bergantung pada situasi atau individu tertentu.
by : Efendi Ahmad